Sabtu, 02 Juli 2011

Pengaruh Pengembangan Kurikulum terhadap Pembelajaran Anak Autis

ABSTRAK


Pengembangan kurikulum untuk pendidikan anak autis di SLB saat ini belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, para guru maupun kepala SLB. Kuriklum yang digunakan dalam proses pembelajaran autis di SLB Kabupaten Bandung Barat masih didominasi oleh kurikulum hasil modifikasi dari kurikulum pendidikan anak tuna Grahita yang disusun tanpa didasari oleh konsep-konsep dan teori-teori pengembangan yang telah diakui oleh kalangan pendidikan. Hal ini disebabkan kurangnya kemampuan guru maupun Kepala Sekolah dalam memahami konsep-konsep dan teori-teori pengembangan kurikulum yang benar, sehingga menjadi pemicu rendahnya mutu pendidikan anak autis di SLB saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan, antara lain melalui berbagai pelatihan dalam menangani pendidikan autis. Namun mutu pendidikan autis masih belum menunjukan peningkatan yang berarti. Dalam penelitian tesis ini penulis berupaya menyusun laporan hasil penelitian mengenai pengaruh pengembangan kurikulum terhadap efektivitas pembelajaran dan dampaknya pada terapi autis. Berdasarkan temuan berupa data-data dokumen dan hasil sebaran angket dari responden menunjukan adanya peningkatan keberhasilan terapi autis sebagai pengaruh dari pengembangan kurikulum sebesar 0,399 poin. Koefisien determinasi (KD) (0,399)2 = 0,159 atau 15,9% dengan demikian berarti 15,9% terapi autis dipengaruhi oleh pengembangan kurikulum sedangkan sisanya 84,1% dipengaruhi factor lain. Keberhasilan terapi autis juga dipengaruhi oleh efektivitas pembelajaran sebesar 0,417 poin. Koefisien determinasi (KD) (0,417)2 = 0,174 atau 17,4% dengan demikian berarti 17,4% terapi autis dipengaruhi oleh efektivitas pembelajaran sedangkan sisanya 83,6% dipengaruhi factor lain. Penelitian tesis ini juga menemukan bahwa pengembangan kurikulum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas pembelajaran sebesar 0,620 poin. Koefisien determinasi (KD) (0,620)2 = 0,385 atau 38,5% dengan demikian berarti bahwa 38,5%  efektivitas pembelajaran dipengaruhi pengembangan kurikulum, sedangkan sisanya 61,5% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Sebaliknya efektivitas pembelajaran juga berpengaruh secara signifikan sebesar  0,620 poin. Koefisien determinasi (KD) (0,620)2 = 0,385 atau 38,5% dengan demikian berarti bahwa 38,5%  efektivitas pembelajaran dipengaruhi pengembangan kurikulum, sedangkan sisanya 61,5% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Pengembangan kurikulum dan efektivitas pembelajaran memiliki dampak yang signifikan terhadap terapi autis sebesar 0,454 poin. Koefisien determinasi (0,454)2 atau 20,6%, artinya sebesar 20,6% terapi autis dipengaruhi oleh variabel pengembangan kurikulum dan efektivitas pembelajaran secara bersama-sama sedangkan sisanya sebesar 79,4% dipengaruhi oleh faktor lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar